Aktivitas pembuatan kain lurik
Sentra industri tekstil terpadu di Indonesia masih sangat langka dijumpai hingga saat ini. Selain industry tekstil terpadu dengan kerajinan batik Pekalongan di Jawa Tengah yang sinergis dengan pertumbuhan bisnis fashion, serta menjamurnya tailor dan fashion design. Namun, kelangkaan landscape itu tidak berlaku di Kecamatan Pedan Klaten, yang merupakan sentra produksi tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dimana model bisnisnya kian menguat menjadi kawasan terpadu.
Tenun ATBM asli Pedan Klaten sejak dulu dikenal sangat terampil dan detail dalam pengerjaannya, sehingga produk yang dihasilkan angat halus dan bias rapat dengan motif yang utama adalah lurik. Di masa Pandemi Covid-19 ini, hamper semua sentra produksi dan bisnis cenderung mengalami penurunan, baik dari segi produksi, distribusi, sampai dengan pendapatan.
Secara khusus, rumusan masalah yang diajukan, bagaimana mengembangkan inovasi desain lurik dalam menjawab tantangan persaingan trend fashion global? Dan, bagaimana konsep lirik lurik semakin dilirik semua kalangan masyarakat tidak sekedar aplikasi fungsi fashion namun terbentuknya kawasan indusri lurik terpadu sebagai kawasan wisata?
Harapannya, Pedan yang memiliki sejarah panjang pengrajin lurik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memiliki dampak sosio kultural yang meluas sebagai kawasan wisata fashion yang dilirik masyarakat dunia. Permasalahan yang ingin diselesaikan, diantaranya; (1) Penguatan Brand Lurik Pedan sebagai rintisan kawasan industri-wisata terpadu. (2) Belum maksimalnya sistem E-Commerce dalam penguatan sistem Marketing Communication (MARCOM) sebagai upaya meningkatkan omzet penjualan dan penguatan startegi bisnis. (3) Belum adanya perlindungan hukum hak intelektual, HKI pada tiap produk unggulannya. (4) Belum intensifnya pendampingan inovasi desain sehingga dapat berpartisipasi dalam event pameran nasional dan internasional. (5) Belum kuatnya lurik dilirik sebagai subjek kajian dalam publikasi ilmiah berskala internasional.
Target luaran yang ingin dicapai (1) Program penguatan Strategi Branding Lurik Pedan sebagai rintisan kawasan industri-wisata terpadu. (2) Maksimalisasi system E-Commerce dalam penguatan sistem Marketing Communication (MARCOM) sebagai upaya meningkatkan omzet penjualan dan penguatan startegi bisnis. (3) Sosialisasi Regulasi dan pendampingan perlindungan hokum hak intelektual, melalui registrasi HKI pada tiap produk unggulannya. (4) Melakukan pendampingan inovasi desain secara intensif dalam event pameran nasional dan internasional. (5) Melakukan publikasi ilmiah berskala internasional (baik seminar maupun jurnal).
Metoda yang dilakukan, Tim melakukan program pendampingan melalui workshop secara berkala dan senantiasa berorientasi pada permasalahan yang dihadapi Mitra. Pendampingan ini diharapkan mampu membantu Mitra dalam menyelesaikan permasalahan baik teknik maupun non teknis. Kegiatan tersebut sekaligus untuk membantu Pemkab Klaten mengembangkan klaster batik dan lurik.
Hal serupa juga dirasakan oleh UKM Tenun ATBM Lurik di Kecamatan Pedan, Klaten Jawa Tengah, sehingga dalam PKM ini, pihak peneliti yang berasal dari Peneliti Evaluasi Pendidikan (PEP) dan Pendidikan Seni Rupa (PSR) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) mengupayakan pendampingan UKM dengan member penguatan SDM, tentang bagaimana mengembangkan inovasi desain lurik dalam menjawab tantangan persaingan trend fashion global? Dan, bagaimana konsep lurik agar semakin dilirik oleh semua kalangan masyarakat. Harapannya, Pedan yang memiliki sejarah panjang pengrajin lurik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memiliki dampak sosio kultural yang meluas sebagai kawasan wisata fashion yang dapat menarik perhatian masyarakat dunia.
Permasalahan yang ingin diselesaikan, diantaranya; (1) Penguatan Brand Lurik Pedan sebagai rintisan kawasan industri-wisata terpadu. (2) Belum maksimalnya sistem E-Commerce dalam penguatan sistem Marketing Communication (MARCOM) sebagai upaya meningkatkan omzet penjualan dan penguatan startegi bisnis. (3) Belum adanya perlindungan hokum hak intelektual, HKI pada tiap produk unggulannya. (4) Belum intensifnya pendampingan inovasi desain sehingga dapat berpartisipasi dalam event pameran nasional dan internasional. (5) Belum kuatnya lurik sebagai subjek kajian dalam publikasi ilmiah berskala internasional.
Dr. Rahayu Retnaningsih, S.Pd, M.Pd dan koleganya Tim PKM Dr. Moh Rusnoto Susanto, S.Pd, M.Sn dan Grace Flora Putrianti, S.Psi, M.Psi yang memperoleh Hibah PKM dari DRPM Ristek Dikti tahun pendanaan 2020 yang selama ini terlibat aktif sebagai team work pada program ini yang begitu banyak membantu baik teknis maupun strategis, guna menangani program pendampingan mitra selama hamper setahun ini.
Sementara itu, target luaran yang hendak dicapaia dalah (1) Program penguatan Strategi Branding Lurik Pedan sebagai rintisan kawasan industri-wisata terpadu. (2) Maksimalisasi sistem E-Commerce dalam penguatan system Marketing Communication (MARCOM) sebagai upaya meningkatkan omzet penjualan dan penguatan strategi bisnis. (3) Sosialisasi Regulasi dan pendampingan perlindungan hukum hak intelektual, melalui registrasi HKI pada tiap produk unggulannya. (4) Melakukan pendampingan inovasi desain secara intensif dalam event pameran nasional dan internasional. (5) Melakukan publikasi ilmiah berskala internasional (baik seminar maupun jurnal). Metode yang dilakukan, Tim melakukan program pendampingan melalui workshop secara berkala dan senantiasa berorientasi pada permasalahan yang dihadapi Mitra. Pendampingan ini diharapkan mampu membantu Mitra dalam menyelesaikan permasalahan baik teknik maupun non teknis. (Paidi)
https://www.focusklaten.net/2020/12/strategi-branding-tenun-lurik-klaten-di.html (akses, 01/01/2022-07:34)