Seputar Lurik

RUANG TAMU EPS. 20: SAYA ORANG KLATEN SAYA CINTA LURIK (PART 1)

TENUN lurik, atau kebanyakan orang menyebut lurik saja, merupakan salah satu kekayaan budaya Nusantara. Konon, lurik sudah ada dan menjadi bahan pakaian sejak zaman Majapahit.

Klaten menjadi satu dari sangat banyak daerah di Indonesia yang mengembangkan lurik. Sejarah panjang lurik Klaten membentang dari masa Perang Kemerdekaan, ketika Suhardi Hadi Sumarto mengajarkan keahliannya menenun kepada para penduduk yang tengah mengungsi.

“Saat ini, tak kurang dari 25 desa di Kabupaten Klaten yang masih memproduksi tenun lurik. Desa-desa itu tersebar di sejumlah kecamatan, mulai dari Pedan, Cawas, Trucuk, Karangdowo, hingga Bayat,” kata Dr Esti Ismawati MPd, dosen Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten, yang beberapa tahun belakangan suntuk meneliti lurik.

Sejak 2019, Bu Esti meneliti lurik Klaten, sebagai bagian dari penelitian tentang local wisdom atau kearifan lokal Jawa. “Banyak kearifan lokal atau pitutur luhur yang bisa kita dapatkan dari lurik. Proses panjang pembuatan kain, sejak dari mencelup warna, ngekos, nyekir, nyucuk, hingga nenun, mengajarkan pentingnya kesabaran dan kerja sama,” kata Bu Esti, saat ngobrol di RUANG TAMU saya.

RUANG TAMU EPS. 20: SAYA ORANG KLATEN SAYA CINTA LURIK (PART 1)

Tamu: Dr Esti Ismawati MPd (peneliti lurik/dosen Universitas Widya Dharma Klaten)
Tuan rumah: Achiar M Permana
Videografer: Aji Kusuma, Hermawan Handaka, Kang Jalu
Editor: Aji Kusuma
copyright SUARACHIAR@2020